Wahabi bangga “ditimpukin” Muslim.
Sebab Nabi dulu juga ditimpuki kata mereka. Cuma mereka tidak paham.
Yang menimpuki Nabi itu orang kafir. Bukan orang Islam. Kalau Wahabi kan
yg menimpuki orang2 Islam. Sementara orang2 kafir, mungkin malah
tertawa karena Islam jadi pecah belah.
Lihat bagaimana Nabi yang bisa merangkul orang2 kafir ke dalam Islam.
Lihat bagaimana Walisongo yang bisa merangkul orang2 kafir ke dalam Islam.
Wahabi ini jangankan thd orang2 kafir, terhadap Muslim saja sikapnya menyebalkan.Lihat bagaimana Nabi yang bisa merangkul orang2 kafir ke dalam Islam.
Lihat bagaimana Walisongo yang bisa merangkul orang2 kafir ke dalam Islam.
Ummat Islam itu berkasih sayang terhadap sesama, namun keras terhadap orang-orang kafir:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” [Al Fath 29]
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” [Al Maa-idah 54]
0 komentar:
Posting Komentar