Kelompok pemberontak melakukan pembantaian sadis
terhadap seorang Pastor Kristen dan dua orang umat Kristen lainnya.
Dalam pembantaian tersebut menunjukkan puluhan orang yang menamakan
dirinya 'mujahidin' itu memborgol 3 orang Kristiani sebelum menyembelih
leher mereka.
Sebelum mereka mengeksekusi berteriak "Allahu Akbar" dan kemudian menyembelih ketiga tawanan itu dengan tenang dan senang. Teriakan takbir itu bukan pada tempatnya. Tentu saja seorang muslim sejati tidak akan melakukan pembantaian seperti yang dilakukan ekstrimis, karena hal semacam ini memang bukan ajaran islam sesungguhnya.
Peristiwa ini terjadi pada hari Ahad, 23 Juni 2013, di Ghassanieh, sebuah desa di utara negara dekat perbatasan Turki. Entah apa alasan kelompok pemberontak yang diduga dari kelompok Al-qoidah ini berbuat tindakan sadis. Dengan alasan yang tak jelas, mereka mengatakan, tindakannya untuk menerapkan hukum Allah di muka bumi dan mereka merasa yakin benar dengan tindakannya.
Rekaman video itu menunjukkan bahwa fitur wajah salah satu dari tiga yang tewas itu diidentifikasi adalah seorang Pastor Francois Murad berusia 49 tahun, biarawan Fransiskan Deir di Ghassanieh dekat Homs, yang sebelumnya seluruh gereja mereka dirusak dan dijarah oleh kelompok ekstrimis.
Apa alasan kelompok tersebut membantai mereka? Sebenarnya Warga nasrani di suriah tidak ada kaitan dalam konflik yang terjadi. Warga nasrani juga tidak mengangkat senjata ikut berperang dalam konflik suriah. Dalam situasi konflik seperti di suriah, tidak mungkin mereka melakukan 'misi' meskipun mereka misionaris karena situasinya sangat berbahaya. Dalam islam, untuk kasus seperti ini, seharusnya masyarakat nasrani justru harus dilindungi dan diberi keamanan bukan ikut dibantai dengan alasan apa pun. Namun nyatanya, kelompok ekstrimis kembali membabi-buta menghajar siapa saja yang mereka kehendaki.
Sebelum mereka mengeksekusi berteriak "Allahu Akbar" dan kemudian menyembelih ketiga tawanan itu dengan tenang dan senang. Teriakan takbir itu bukan pada tempatnya. Tentu saja seorang muslim sejati tidak akan melakukan pembantaian seperti yang dilakukan ekstrimis, karena hal semacam ini memang bukan ajaran islam sesungguhnya.
Peristiwa ini terjadi pada hari Ahad, 23 Juni 2013, di Ghassanieh, sebuah desa di utara negara dekat perbatasan Turki. Entah apa alasan kelompok pemberontak yang diduga dari kelompok Al-qoidah ini berbuat tindakan sadis. Dengan alasan yang tak jelas, mereka mengatakan, tindakannya untuk menerapkan hukum Allah di muka bumi dan mereka merasa yakin benar dengan tindakannya.
Rekaman video itu menunjukkan bahwa fitur wajah salah satu dari tiga yang tewas itu diidentifikasi adalah seorang Pastor Francois Murad berusia 49 tahun, biarawan Fransiskan Deir di Ghassanieh dekat Homs, yang sebelumnya seluruh gereja mereka dirusak dan dijarah oleh kelompok ekstrimis.
Apa alasan kelompok tersebut membantai mereka? Sebenarnya Warga nasrani di suriah tidak ada kaitan dalam konflik yang terjadi. Warga nasrani juga tidak mengangkat senjata ikut berperang dalam konflik suriah. Dalam situasi konflik seperti di suriah, tidak mungkin mereka melakukan 'misi' meskipun mereka misionaris karena situasinya sangat berbahaya. Dalam islam, untuk kasus seperti ini, seharusnya masyarakat nasrani justru harus dilindungi dan diberi keamanan bukan ikut dibantai dengan alasan apa pun. Namun nyatanya, kelompok ekstrimis kembali membabi-buta menghajar siapa saja yang mereka kehendaki.
0 komentar:
Posting Komentar